Mengatasi Tantangan Perkalian dan Pembagian Sederhana pada Anak SMP dan SMA

Halo Sobat Studiehus! Apa kabar? 

Baru-baru ini banyak pembicaraan yang beredar mengenai kemampuan matematika siswa, khususnya terkait dengan perkalian dan pembagian sederhana. Banyak yang berpendapat bahwa anak-anak SMP dan SMA di Indonesia kesulitan dalam melakukan perkalian dan pembagian yang seharusnya sudah dikuasai pada tingkat sekolah dasar. Kalau Sobat Studiehus juga pernah mendengar atau merasakannya, jangan khawatir! Artikel ini akan membahas masalah tersebut, mengungkapkan penyebabnya, serta memberikan solusi yang bisa diterapkan di sekolah maupun di rumah.


Gambar. Perbandingan Skor PISA Indonesia dari Tahun ke Tahun, Alami Penurunan pada 2022 (Sumber: Goodstat)


Mengapa Anak SMP dan SMA Kesulitan Perkalian dan Pembagian Sederhana?
Kemampuan matematika, termasuk perkalian dan pembagian, seharusnya sudah menjadi keterampilan dasar yang dikuasai sejak sekolah dasar (SD). Namun, banyak siswa SMP dan SMA yang merasa kesulitan saat harus mengerjakan soal-soal yang melibatkan perkalian dan pembagian. Ada beberapa alasan yang mendasari masalah ini.
  1. Kurangnya Pemahaman Dasar Matematika Sebagian siswa mungkin tidak mendapatkan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar matematika di SD, terutama tentang konsep perkalian dan pembagian. Tanpa pemahaman yang kuat di awal, mereka akan kesulitan saat konsep tersebut diterapkan di tingkat yang lebih tinggi.
  2. Perkembangan Keterampilan yang Tidak Terus Menerus Ditingkatkan Matematika adalah ilmu yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Jika siswa tidak rutin berlatih soal-soal perkalian dan pembagian, kemampuan mereka akan menurun, bahkan meskipun mereka sudah mempelajarinya sebelumnya. Kondisi ini bisa menjadi lebih buruk jika mereka tidak pernah terbiasa menyelesaikan soal dengan cara yang efisien dan cepat.
  3. Fokus Pada Hafalan, Bukan Pemahaman Konsep Beberapa siswa mungkin hanya menghafal rumus atau metode tanpa benar-benar memahami bagaimana atau mengapa rumus tersebut digunakan. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan saat menghadapi soal-soal yang memerlukan pemahaman dan penerapan konsep secara langsung.
  4. Pengaruh Teknologi dan Ketergantungan pada Alat Hitung Di era digital ini, anak-anak lebih sering mengandalkan kalkulator atau aplikasi penghitungan di ponsel mereka. Meskipun teknologi membantu dalam menyelesaikan tugas, ini juga dapat menghambat kemampuan dasar mereka dalam berhitung secara manual, seperti perkalian dan pembagian sederhana.

Data yang Menunjukkan Masalah ini di Indonesia
Penelitian terbaru dari PISA 2022 menunjukkan bahwa di Indonesia, ada beberapa tantangan besar dalam pendidikan yang mempengaruhi kinerja siswa, khususnya dalam mata pelajaran matematika, membaca, dan sains. Rata-rata skor siswa Indonesia untuk matematika adalah 366, jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD yang mencapai 472. Dalam membaca, Indonesia mencatatkan skor rata-rata 359, dan untuk sains, skor rata-rata Indonesia adalah 383, yang juga lebih rendah dibandingkan rata-rata OECD yang mencapai 485. Penurunan signifikan terjadi dibandingkan dengan hasil PISA 2018, yang menunjukkan adanya stagnasi dalam pencapaian pendidikan.
Selain itu, 18% siswa Indonesia hanya mencapai tingkat kemampuan minimal dalam matematika (Level 2), yang sangat rendah jika dibandingkan dengan 69% di negara OECD. Di sisi lain, 43% siswa Indonesia berasal dari latar belakang sosial ekonomi rendah, yang turut memengaruhi pencapaian mereka, meskipun ada indikasi bahwa sebagian dari siswa ini mampu menunjukkan ketahanan akademik yang luar biasa, dengan 15% dari mereka dapat mencetak skor tertinggi di kelompok mereka.
Pandemi COVID-19 juga memberi dampak signifikan pada pendidikan di Indonesia, di mana 60% siswa melaporkan bahwa sekolah mereka ditutup lebih dari tiga bulan, lebih tinggi dari rata-rata OECD (51%). Selain itu, sekitar 12% siswa Indonesia mengulang kelas setidaknya sekali, yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata OECD (9%).
Sumber informasi ini mencerminkan pentingnya upaya yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dengan fokus pada kesenjangan sosial ekonomi dan pemulihan pasca-pandemi

Solusi dan Cara Mengatasi Kesulitan Perkalian dan Pembagian
Untuk mengatasi kesulitan dalam perkalian dan pembagian sederhana, ada beberapa langkah yang bisa diambil baik oleh siswa, orang tua, maupun guru.
  1. Kembali ke Dasar: Memperkuat Pemahaman Konsep Sebelum melangkah lebih jauh, penting bagi siswa untuk menguasai dasar-dasar matematika seperti konsep penjumlahan dan pengurangan yang benar. Pemahaman yang kuat tentang bagaimana operasi dasar bekerja akan memudahkan mereka dalam melakukan perkalian dan pembagian. Cobalah untuk belajar melalui contoh soal yang sederhana terlebih dahulu dan pastikan bahwa konsepnya dipahami, bukan hanya dihafal.
  2. Latihan Rutin dan Terstruktur Latihan adalah kunci utama dalam menguasai keterampilan matematika. Siswa harus rajin berlatih soal-soal perkalian dan pembagian setiap hari. Guru dapat memberikan tugas-tugas singkat setiap hari, sementara orang tua bisa mendukung dengan menyediakan latihan tambahan di rumah. Latihan yang terstruktur juga dapat membantu meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan soal matematika.
  3. Menggunakan Alat Pembelajaran yang Menarik Untuk membuat pembelajaran matematika lebih menarik, siswa dapat memanfaatkan aplikasi atau permainan matematika yang mengasah kemampuan dasar seperti perkalian dan pembagian. Misalnya, permainan kartu matematika, aplikasi pendidikan, atau bahkan board game yang berhubungan dengan operasi hitung.
  4. Pembelajaran dengan Konteks yang Relevan Menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa lebih memahami pentingnya keterampilan ini. Guru bisa mengaitkan soal perkalian dan pembagian dengan hal-hal yang relevan, seperti menghitung biaya belanja, menghitung jarak tempuh, atau bahkan membuat anggaran kegiatan di sekolah.
  5. Pendekatan Visual dan Mnemonik Menggunakan alat bantu visual seperti tabel perkalian atau diagram dapat membantu siswa memahami hubungan antara angka-angka. Penggunaan teknik mnemonik atau cara mengingat yang kreatif juga bisa membantu siswa mengingat rumus perkalian dan pembagian dengan lebih mudah.

Penutup: Belajar dengan Hati, Berkarya dengan Cinta
Sobat Studiehus, memahami matematika, terutama operasi hitung dasar seperti perkalian dan pembagian, memang penting, tetapi yang lebih penting adalah cara kita belajar. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika kalian merasa kesulitan. Dengan latihan, pemahaman yang lebih baik, dan pendekatan yang tepat, semuanya bisa menjadi lebih mudah. Semua siswa bisa menguasai keterampilan ini jika diberikan dukungan yang tepat.
Semoga artikel ini memberikan pencerahan dan solusi bagi Sobat Studiehus dalam mengatasi tantangan perkalian dan pembagian. Ingat, matematika bukan hanya tentang angka, tetapi tentang cara kita mengatasi tantangan dengan pemikiran yang logis dan terstruktur.



Salam My Studiehus
Belajar dengan hati, berkarya dengan cinta


0 #type=(blogger)